bisnis peluang usaha menengahDescription: Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed:


Shares News - 02.40
Read More Add your Comment 0 komentar




wirausahaDescription: Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed:


Shares News - 02.38
Read More Add your Comment 0 komentar




5 Kunci Sukses Usaha KulinerDescription: Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed:


Shares News - 02.32
Read More Add your Comment 0 komentar




TUGAS MATA KULIAH ANALISIS MATERI TARIKH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Materi Tarikh, Untuk SD Kelas VI, Semester II

I. Ringkasan Materi
Dalam buku Cinta Agama Islam, untuk SD VI, Karangan Bambang Murtedjo. Sirin, yang diterbitkan oleh Ganeca exact disebutkan bahwa materi Tarikh pada Bab 8 Menceritakan Kisah Kaum muhajirin dan Anshar dengan ringkasan maetri sebagai berikut :
Kaum muhajirin adalah kaum yang mengikuti Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah
Kaum Anshar adalah kaum yang menyambut kedatangan nabi Muhammad besrta sahabatnya sewaktu hijarah. Sebab-sebab Rasulullah hijrah ke Madinah antara lain :
1. Kekejaman kaum kafir Quraisy semakin hari semakin meningkat
2. Permintaaan kaum muslimin ke Madinajh
3. Perkembangan Islam di Mekkah semakin sulit
4. Turunnya wahyu untuk hijrah (QS. An-Nisa ayat 100)
5. Perkembangan kaum muslimin di Madinah terasa akan lebih cepat
Rasulullah membangun masjid pertama kali di Qubba dengan nama “Masjid Qubba”.
Kedatangan Rasulullah disambut gembira oleh penduduk Madinah.Penduduk Madinah berebut agar Rasulullah singgah dirumahnya. Namun Rasulullah memilih untuk singgah dirumah Abu Ayub al-Ansari.
Setelah sampai di madinah rasulullah membangunmasjid nabawi dan pondok-pondok sebagai tempat tinngal. Langkah-langkah rasulullah membangun Madinah :
1. Mendirikan masjid
2. Mempersaudarakan kaum muhajirin dengan kaum anshar
3. Membuart perjanjian persahabatan dan perdamaian dengan kaum Yahudi
4. Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi, dan sosial untuk masyarakat Islam.





II. Analisis perbandingan dengan buku lain
Dalam buku Pendidikan Agama Islam karya Ahmad Farichi, S.Pd.i, dkk, penerbit Yudistira.
1. Sistematika penyampaian materi lebih runtut
2. Materi yang ditulis lebih mudah untuk dipahami siswa
3. Penyampaian tentang Kaum Muhajirin dan kaum anshar diceritakan secara terpisah sehingga tidak membingungkan siswa.
Dalam buku Cinta Agama Islam karya Bambang Murtedjo. Sirin , penerbit Ganeca Exact.
1. Sistematika penyampaian materi masih belum runtut
2. Materi yang ditulis sulit untuk dipahami
3. Penyampaian tentang kaum Muhajirin dan Kaum Anshar diceritakan dengan gabungan sehingga sulit dipahami alur ceritannya.


III. Analisis kedalaman materi
Standar kompetensi :
Menceritakan kisah kaum muhajirin dan Kaum anshar
Kompetensi Dasar :
1. Menceritakan perjuangan kaum Muhajirin
2. Menceritakan perjuangan kaum Anshar
a. Kesesuaian dengan SKKD
Materi yang disamapaikan sudah sesuai dengan SKKD hanya saja sistematika penyampaiannya kurang runtut.
b. Keluasan Materi
Melihat materi yang dituliskan dalam SKKD, materi ini sudah cukup luas untuk dipelajari siswa SD kelas VI. Karena mengingat usia SD adalah usia yang mudah bosan dan jenuh ketika materi terlalu banyak dan luas. Yang ditekankan pada bab ini keluasan materinya hanya sebatas pengetahuan dasarnya. Yang terpenting adalah siswa dapat mencapai indicator dari bab ini. Akan lebih baik ketika guru menyarankan kepada siswanya supaya membaca buku kisah kaum muhajirin dan kaum Anshar (selain buku ajar) sebagai keluasan pengetahuan, supaya tidak terpaku pada bahan ajar saja.
c. Kedalaman materi
Kedalaman materi pada bab ini, sudah cukup luas dan mendalam untuk anak seusia SD kelas IV. Kedalaman materi haruslah mempertimbangkan bobot pelajaran yang akan disampaikan, dan haruslah mengetahui siapa yang kita akan ajar. Sehingga materi tersebut sesuai dengan kapasitas siswanya, tidak terlalu berat dalam mencapai indicator yang sudah ditentukan.
Namun penyampaian untuk pendalaman materi masih terliahat membosankan yang membuat kejenuhan siswa. Misal guru hanya menggunakan metode ceramah saja, tentu hal itu akan mengakibatkan siswa merasa bosan dan akhirnya kelas menjadi ribut dan memecahkan konsentrasi siswa lain di kelas. Tentu guru dituntut agar menguasai manajemen kelas. Sehingga kelas menjadi produktif dan proses belajar mengajar menjadi efektif. Menurut saya metode yang cocok untuk materi ini adalah dengan menggunakan metode diskusi, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok diberi satu tema atau kasus untuk dibahas dan dipecahkan bersama-sama kemudian tiap kelompok tersebut menunjuk satu juru bicara untuk mempresentasikan di depan kelas untuk member kesempatan kepada kelompok lain yang ingin menanggapi, menyanggah dan bertanya. Peran guru di sini hanya sebagai pembimbing dan pengarah diskusi. Dengan begitu kelas menjadi produktif dan meminimalisir dari kejenuhan siswanya.

IV. Analisi kompetensi
a. Knowledge technologi
Kemampuan teknis metode yang ada pada siswa setelah siswa mempelajari materi tesebut. Misalnya dalam pembelajaran tercapai secara kognitif, afektif, konasi dan psikomotorik. Sehingga siswa mampu menunjukkan kemampuan yang bersangkutan untuk mengembangkan cara-cara hidup. Setelah siswa mempelajari materi tersebut, siswa secara otomatis memiliki pengetahuan tentang latar belakang terjadinya permusuhan oleh ketiga tokoh tersebut terhadap Nabi.
b. Skill
Setelah guru menjelaskan atau membaca materi tersebut siswa menjadi terampil, menjadi lebih mandiri misalnya ketika siswa mendapatkan masalah yang sama dalam hidupnya, siswa dapat menerapkan langkah-langkah penyelesaian berdasarkan pengalaman yang di bacanya mengaplikasikan bentuk-bentuk sikap yang didalam kehidupan sehari-hari.
c. Values
Terkait dengan nilai, setelah mendapatkan materi tersebut siswa merasa terajarkan untuk mengambil hikmahnya dari perjuangan Rosulullah dalam menegakkan kalimat tauhid dan pentingnya menjaga hubungan persaudaraan antar kaun melalui pembelajaran persaudaraan kaum Muhajirin dan Anshar.
d. Attitude
Menjaga hubungan perdamaian antara sesama umat manusia (mempererat hubungan persaudaraan), karena di dalam islam mengajarkan kita untuk tetap menghargai, menghormati dan memberikan toleransi antar pemeluk agama agama untuk memnjalankan keyakinannya sesuai apa yang di yakini oleh masing-masing individu.
e. Interest
Materi ini penting diberikan kepada anak karena di dalamya mengajarkan anak bentuk-bentuk perjuangan Rosulullah dalam menegakkan kalimat tauhid melalui hijranya dan membangun Madinah melawan kaumYahudi. Semangat dan rasa optimis Rosulullah untuk berjuang di jalan Allah dan dalam kondisi apaun diperjalanannya selalu berada di jalan Allah dengan tetap menjaga hubungan perdamaian dan persaudaraan. Semua itu sangat relevan dan masih di butuhkan oleh siswa untuk dapat memerdekaan diri sendiri ataupun orang lain. Tinggal bagaimana metode dan strategi guru dalam menyampaikan materi yang di ajarkan pada siswa agar siswa datpat tertarik dan merasa rugi jika tidak mendapatkan materi tersebut.

III. Kesimpulan
Berdasarkan banyaknya materi yang disampaikan dalam bab ini, tentu bagi seorang guru membutuhkan pemahaman dan kemantapan pengetahuan. Ketika seorang guru siap dalam menyampaian materi maka begitu juga seorang siswa maka akan lebih siap dan sungguh-sungguh dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan berbekal ketrampilan-ketrampilan guru dalam mengajar. Dalam penyampaian suatu materi haruslah tidak terpaku pada satu buku atau satu sumber bahan ajar saja, guru haruslah mempunyai referensi lebih dari satu buku, sebab dengan begitu guru akan lebih mempunyai pengetahuan yang luas. Walaupun keluasan materi yang disajikan dalam materi tersebut sudah cukup luas dan mendalam menurut siswa kelas VI dan sesuai dengan perkembangan psikologi anak, namun bagi seorang guru masilah sangat sempit. Jadi tidak salah jika guru menggunakan buku lain sebagai pelengkap dan membantu penambahan wawasan atau pengetahuan tentang materi ini. Dengan begitu, akan tercapainya suatu tujuan yang diharapkan dan ilmu beserta nilai-nilai yang terkandung setelah berakhirnya pembelajaran yang dapat dirasakan oleh peserta didik. Dengan pembelajaran tersebut siswa dapat memahami permasalahan-permasalahan kemudian mengambil sikap dan tindakan dalam menyelesaikan masalah tersebut, mampu merefleksikan dan mampu memunculkan tindakan baru dalam menyelesaikan masalah tersebut sehingga proses pembelajaran tidak hanya sekedar mentranfer ilmu tapi bagaimana menanamkan nilai pada anak.Description: Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed:


Shares News - 09.31
Read More Add your Comment 0 komentar




ABAB I
PENDAHULUAN

Pada dasarnya tuntutan pendidikan sudah banyak yang berubah. Pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana anak dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat,dan dengar.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.
Dengan adanya perencanaan pengajaran tersebut, diharapkan dapat terjadi keberhasilan atau kesuksesan dalam belajar mengajar. Oleh karena itu, akan dibahas masalah mengenai keberhasilan tersebut dengan sistematika berupa Indikator keberhasilan, penilaian keberhasilan, tingkat keberhasilan, program perbaikan dan factor-faktor yang mendorong terjadinya keberhasilan dalam proses belajar mengajar.







BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keberhasilan Belajar Mengajar
1. Pengertian Belajar
Sebelum mengetahui pengertian keberhasilan belajar mengajar maka terlebih dahulu mengetahui pengertian belajar, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan ( Moh. Surya, 1992, 23). Morgan, seperti dikutip Tim Penulis Psikologi Pendidikan (1993: 60) ringkasnya mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Siswa mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebaban siswa semakin sadar, akan kemampuan dirinya (Dimyati dan Mudjiono, 2002:22).
Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu tindakan sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan dalam diri mereka atas stimulasi lingkungan dan proses mental mereka sehingga bertambah pengetahuannya.
2. Pengertian Mengajar
Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of instruction mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa (Uzer Usman dan Lilis Setyawati, 1993: 5). Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (1998: 150) mengemukakan yang dimaksud dengan mengajar ialah memberikan pengetahuan atau melatih kecakapan-kecakapan atau keterampilan-ketrampilan kepada anak-anak. Jadi, mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan mengandung makna yang lebih luas dan kompleks, yaitu terjadinya komunikasi dan interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya.
3. Pengertian Keberhasilan Belajar Mengajar
Keberhasilan Belajar Mengajar menurut Moh Uzer Usman dan Lilis Setyawati dalam buku Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (1993: 7-8) mengemukakan sebagai berikut. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, bahwa setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filosofinya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila TIK tersebut dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada siswa. Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil.

B. Indikator Keberhasilan Belajar Mengajar
Keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari :
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajarkan intruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Akan tetapi, indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.
C. Penilaian Keberhasilan
Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut:
1.Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam bahan tertentu.
2.Tes Subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya para siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
3.Tes Sumatif
Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode pembelajaran tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (ranking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.
Dalam praktek penilaian di madrasah Aliyah, ulangan yang lazim dilaksanakan itu dapat dianggap sebagai tes subsumatif, sebab ruang lingkup dan tujuan ulangan tersebut sama dengan tes sub sumatif. Namun demikian, hasil tes ataupun ulangan tersebut pada dasarnya bertujuan memberikan gambaran tentang keberhasilan proses belajar mengajar. Keberhasilan itu dilihat dari segi keberhasilan proses dan keberhasilan produk.

D. Tingkat Keberhasilan
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai ditingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Istimewa/maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai para siswa.
2. Baik sekali/optimal : Apabila sebagian besar (76% s.d.99%) bahan pembelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
3. Baik/minimal : Apabila bahan pembelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d.75% saja dikuasai oleh siswa.
4. Kurang : Apabila bahan pembelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.
Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam pembelajaran dan persentase keberhasilan dalam mencapai TIK tersebut, dapatlah diketahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan siswa dan guru.
E. Program Perbaikan

Program perbaikan merupakan satu kesatuan dengan proses pembelajaran. Program perbaikan ini dilaksanakan guna memperbaiki nilai siswa yang masih dibawah taraf minimal. Program perbaikan salah satunya yaitu dengan Remidial Teaching. Remedial teaching atau pengajaran perbaikan adalah suatu pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan singkat pengajaran yang membuat lebih baik. Dapat dikatakan pula bahwa pengajaran perbaikan itu berfungsi terapis untuk penyembuhan. Yang disembuhkan adalah berupa hambatan ( gangguan) kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan belajar sehingga dapat timbal balik dalam arti perbaikan belajar juga pribadi dan sebaliknya. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal, sehingga apabila ada siswa yang belum berhasil mencapai hasil yang diharapkan maka diperlukan suatu pengajaran yang membantu agar tercapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian pengajaran perbaikan diarahkan kepada pencapaian yang optimal sesuai dengan kemampuam masing – masing siswa. Maka pengajaran perbaikan atau remedial teaching adalah bentuk khusus pengajaran yang berfungsi untuk penyembuhan, membetulkan atau membuat menjadi baik.
Dalam pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Mengulang pokok bahasan secara keseluruhan
2. Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai
3. Memecahkan masalah melalui soal soal
4. Memberikan tugas-tugas individu

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan, diantaranya:
1.Tujuan
Tujuan merupakan sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pembelajaran. Karena sebagai pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam setiap kali kegiatan belajar mengajar, maka guru selalu diwajibkan merumuskan tujuan pembelajarannya. Pendidik hanya merumuskan Tujuan pembelajaran Khusus (TPK) karena Ttujuan pembelajaran umum (TPU) sudah tersedia dalam GBPP. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) ini harus dirumuskan secara operasional dengan memenuhi syarat-syarat berikut:
• Secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai
• Membatasi dalam keadaan dimana perubahan perilaku diharapkan dapat terjadi (kondisi perubahan perilaku).
• Secara spesifik menyatakan kriteria perubahan perilaku dalam arti menggambarkan standar minimal perilaku sebagai hasil yang dicapai.
Dan keberhasilan itu dapaat diketahui setelah dilakukan tes formatif di akhir pengajaran.
2. Guru.
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah dan orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Guru dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.
Ada beberapa aspek yang menentukan keberhasilan guru dalam proses pembelajaran, yaitu:
a) Kepribadian
Aspek ini sangat berpengaruh terhadap pola kepemimpinan yang guru perlihatkan ketika melaksanakan tugas dalam kelas.
b) Pandangan terhadap anak didik
Proses belajar dari guru yang memandang anak didik seebagai makhluk individual atau sebagai makhluk sosial akan berbeda, berbeda dalam prosesnya maupun pada hasilnya.
c) Latar belakang dan pengalaman guru
Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, karena sudah dibekali dengan seperangkat teori sebagai pendukung pengabdiannya. Tingkat kesulitan yang ditemui guru semakin berkurang pada aspek tertentu seiring dengan bertambahnya pengalaman. Begitu juga sebaliknya. Oleh karenanya, untuk menjembatani dibuat program akta 4 dan akta 5.
program Akta 4 (diganti dg program pend. Profesi gurudi uin jika tlh slesai S1 kpnddkn sdh otomatis mendpt srtifkt) dan Akta 5 (stlh lulus S1 non kpendidikan).
3. Anak Didik
Aspek dari anak didik yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar, meliputi:
a) Psikologis peserta didik
b) Biologis pesertadidik
c) Intelektual peserta didik
d) Kesenangan terhadap pelajaran
Keempat diatas yang menjadi beberapa penyebab peserta didik itu berbeda antara satu dengan yang lain. Maka kenalilah tingkat keberhasilan maksimal (istimewa), optimal ( baik sekali ), minimal (baik) dan kurang, untuk setiap bahan yang dikuasai anak didik di dalam raport.
4. Kegiatan pembelajaran
Pola umum kegiatan pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan anak didik dan bahan ajar sebagai perantaranya. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak didik. Gaya mengajar menurut Muhammad Ali (1992; 59) dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
a) Klasik
b) Teknologis
c) Personalisasi
d) Interaksional
Ada 3 aspek yang dapat dilihat dari kegiatan pengajaran untuk keberhasilan belajar mengajar,yaitu:
• Gaya mengajar guru, meliputi: klasik, teknologis, personalisasi, interaksional.
• Pendekatan guru, meliputi: pendekatan individual (memahami anak didik dengan segala perbedaan dan persamaannya) dan pendekatan kelompok (memahami anak didik sebagai makhluk sosial). Perpaduan kedua pendekatan ini akan menghasilkan hasil belajar mengajar yang lebih baik.
• Strategi penggunaan metode. Penggunaan strategi belajar dapat digunakan lebih dari 1 meetde pengajaran misalnya penggunaan metode Ceramah dengan metode Tanya jawab untuk mata pelajaan IPS. Jarang guru menggunakan 1 metode dalam melaksanakan pengajaran , hal ini disebabkan rumusan tujuan yang dibuat guru tidak hanya satu, tetapi bisa lebih dari dua rumusan.
Dari penjelasan diatas, diketahui kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar.
5. Bahan dan alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari anak didik guna kepentingan ulangan. Bahan pelajaran biasanya dikemas dalam buku paket. Adapula waktu yang harus ditempuh untuk menyelesaikan buku paket tersebut misalnya 1 semester, kemudian guru membuat item-item soal evaluasi dengan perencanaan yang sistematis serta dengan penggunaan alat evaluasi. Alat evaluasi yang umum digunakan, yaitu:
• True-false
• Multiple choice
• Matching
• Completion
• Essay
Masing – masing alat evaluasi itu mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, oleh sebab itu guru selalu menggabungkan lebih dari satu alat evaluasi.
• True-false dan multiple choice adalah bagian dari tes objectif artinya objektif dalam hal pengoreksian tapi belum tentu objektif dalam jawaban yang dilakukan anak didik, Karena sifat alat ini mengharuskan anak didik memilih jawaban yang sudah disediakan dan tidak ada alternatif lain diluar alternatif itu, maka bila anak didik tidak bisa menjawab dia cenderung melakukan tindakan spekulasi, pengambilan sikap untung-untungan daripada tidak diisi.
Pembuatan item soal dengan memakai alat tes objektif dapat menampung hampir semua bahan pelajaran yang sudah dipelajari oleh anak didik dalam satu semester.ul-betul menguasai bahan pelajaran dengan baik.
• Alat tes dalam bentuk essay dapat meminimalisir sikap maupun tindakan spekulasi pada anak didik, sebab alat tes ini hanya dapat dijawab bila anak didik betul-betul manguasai materi dengan baik.
Untuk tes objektif mempunyai rumus penilaian masing-masing, Jadi kesanalah rujukan standar penilaian itu, bukan membuat rumus penilaian yang cenderung mendatangkan sikap dan tindakan spekulatif pada anak didik.
Berbagai permasalahan yang telah diuraikan tersebut mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Bila alat tes itu tidak valid dan tidak reliable, maka tidak dapat dipercaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar mengajar.
6. Suasana Evaluasi
Faktor suasana evaluasi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Hal yang perlu di cermati dalam suasana belajar, yaitu:
• Pelaksanaan evaluasi indoor maupun outdoor
• Semua anak didik dibagi menurut tingkatan masing-masing.
• Banyak sedikitnya anak didik dalam kelas.
• Berlaku jujur, baik guru maupun anak didik.













BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas bahwa dapat dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila TIK tersebut dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada siswa.
2. Keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari daya serap siswa terhadap bahan pengajaran dan pencapaian perilaku yang digariskan dalam TIK.
3. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar berupa tes formatif, tes sub sumatif dan tes sumatif.
4. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
5. Keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf keberhasilan yaitu dengan kata “istimewa/maksimal, baik sekali/optimal, baik/minimal, kurang”.
6. Program perbaikan merupakan satu kesatuan dengan proses pembelajaran. Program perbaikan ini dilaksanakan guna memperbaiki nilai siswa yang masih dibawah taraf minimal. Program perbaikan salah satunya yaitu dengan Remidial Teaching.
7. Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan, diantaranya:
a. Tujuan
b. Guru/pendidik
c. Anak didik
d. Kegiatan pembelajaran
e. Bahan dan alat evaluasi
f. Suasana evaluasi

DAFTAR PUSTAKA
 J.mursel dan Prof. Dr. S.Nasution, M.A. Mengajar dengan Sukses, PT Bumi Aksara. hal.1
 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya. SBM. 1997. Bandung: CV pustaka setya, hal 158.
 Drs. Ahmad Rohani HM dan Drs. Abu Ahmadi. 1995. Pengelolaan pengajaran, PT Rienika cipta,. hal. 159Description: Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed:


Shares News - 09.29
Read More Add your Comment 0 komentar




MAKALAH KOMUNIKASI PENDIDIKAN



Disusun oleh kelompok IV:
Tetinaafiriyah (20090720023)
Herlindatun Nur I.R (20090720043)
M Aulia Fahmi (20090720013)
Wiwin Sundari (20090720015)
Alif Cahyo Aji (20090720045)
Arif Fatichuzzaman AU (20090720006)

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
PERIODE 2010/2011

Pendahuluan
Mungkin tidak pernah terpikirkan oleh kita sebelumnya, bahwa komunikasi yang kita bangun tiap hari sesungguhnya bisa di jelaskan dengan teori. teori komunikasi membantu kita untuk ,memahami orang lain dan komunitas-komunitas mereka, bahkan lebih sedrhana lagi bahwa teori komunikasi bisa mempermudah ketika kita berinteraksi dengan keluarga, teman dan masyarakat. Memang tidak semua kejadian di dunia ini bisa di jelaskan teori, akan tetapi teori komunikasi bisa di jadikan untuk memahami sebagian besar kejadian di muka bumi.
Sebelum masuk lebih dalam membahas teori alangkah lebih baiknya kita pahami dulu apa itu komunikasi dan juga teori?. Komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan symbol-simbol untuk mrnciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (Richard West dan Lynn H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi). Sehingga dari pengertian tersebut kita bisa pahami bahwa komunikasi merupakan proses sosial bahwa komunikasi selalu melibatkan manusia serta interaksi, dan berkesinambungan, dinamis, kompleks dan senantiasa berubah. Menggunakan symbol, symbol sendiri adalah label yang merepresentasikan(menekan) pada benda( symbol konkret) dan dan yang menekankan pada ide (symbol abstrak). Sedangkan makna merupakan yang diambil dari suatu pesan, tanpa makna maka akan kesulitan dalam menggunakan bahasa dan menginterpretasikan suatu kejadian.
Makana teori itu sendiri merupakan sebuah system konsep yang abstrak yang mengindikasikan adanya hubungandi antara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena(Richard West dan Lynn H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi). Stephen Littlejohn and Karen Foss mentakan bahwa system yang abstrak ini didapatkan dari pengamatan yag sistematis. Jonathan H Turner mendefinisikan teori sebagai sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi. William Doherty (1993) telah mengelaborasi sefinisi yang di kemukakan oleh Turner dengan menyatakan bahwa teori adalah merupakan proses dan produk: “berteori merupakan proses mengorganisasi dan merumuskan ide secara sistematis untuk memahami fenomena tertentu. Sebuah teori merupakan seperangkat ide secara sistematis untuk memahami fenomena tertentu.
Sehingga dari pengertian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa teori komunikasi adalah sebuah system atau konsep yang digunakan untuk mempermudah kita dalam berkomunikasi. Apa saja teori tersebut akan kita bahas pada bab-bab selanjutnya agar pembaca bisa memahami teori komunikasi itu sendiri.


PEMBAHASAN
1. Teori simbolik
George Herbert mead di kenal sebagai pencetus awal teori interaksi simbolik ia menyatakan bahwa orang bergerak berdasarkan makna simbolik yang muncul di dalam sebuah situasi tertentu. Teori interaksi simbolik menekankan pada hubungan antara symbol dan interaksi. Menurut murid George Herbert dasar dari teori interaksi simbolik yaitu mind, self,and society (pikiran, diri dan masyarakata). Ralph LaRossa dan Donald C.Rietzes telah mempelajari teori interaksi simbolik yang berhubungan dengan kajian mengenai keluarga. Mereka mengatakan bahwa tujuh asumsi mendasari interaksi simbolik dan asumsi-asumsi ini memperlihatkan tiga tema besar :
• Pentingnya makna bagi perilaku manusia
• Pentingnya konsep mengenai diri
• Hubungan antara individu dengan masyarakat
Namun interaksi simbolik ini di anggap tidak memiliki kegunanaan yang maksimal karena dua alasan. Pertama interaksi simbolik terlalu banyak berfokus pada individu, dimana individu menciptakan realitas tidak mengacuhkan batas orang hidup di dalam dunia yang tidak mereka ciptakan sendiri. Kedua interkasi simbolik melupakan beberapa konsep penting yang di butuhkan untuk memberikan penjelasan yang menyeluruh, dalam hal ini yaitu emosi dan penghargaan diri.
2. Teori manajemen makna terkoordinasi
Teori ini berfokus pada diri dan hubungannya dengan orang lain. Teori ini mengkaji bagaimana seorang individu memberikan makna pada sebuah pesan teori ini penting karena berfokus pada hubungan antara individu dan masyarakatnya. Dari teori ini terdepat beberapa asumsi tenteng manusia ;
• Manusia hidup dalam komunikasi
• Manusia saling menciptakan realitas sosial
• Transaksi informasi bergantung pada makna pribadi dan interpersonal
Penerapan teori ini terhadap individu-individu dan percekapan mereka sangatlah jelas. Kepraktisan dalam melihat bagaimana orang mendapkan makna, potensi konflik untuk terulang, dan pengaruh diri seseorang terhadap proses komunikasi merupakan hal yang layak di kagumi.


3. Teori disonansi kognitif
Teori nini berpendapat bahwa suatu pikiran beroperasi seperti sebuah penengah antara rangsangan (stimulus) dan respons. Teori ini menyatakan bahwa ketika seseorang menerima informasi (rangsangan ) pikiran mereka mengaturnya menjadi sebuah pola dengan rangsangan lainnya yang telah di terima sebelumnya. Jika pola yang diterima itu tidak pas dengan pola yang ada maka seorang itu akan mengalami tidak kenyamanan. Asumsi dasar dari teori ini adalah :
• Manusia memiliki hasrat akan adanya kosistensi pada keyakinan,sikap, dan perilakunya.
• Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi psikologis.
• Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk melakukan tindakan-tindakan dengan dampak yang dapat di ukur.
4. Teori pengurangan ketidak kepastian
Menurut Berger dan Calabrese teori ini menyarankan bahwa terdapat dua ketidakpastian dari perjumpaan awal, kognitif dalam perilaku. Kognitif merujuk kepada keyakinan dan sikap yang kita dan orang lain anut. Sedangkan perilaku merupakan batasan sampai mana perilaku dapat di prediksi dalam sebuah situasi tertentu. Asumsi dasar dari teori ini adalah:
• Orang mengalami ketidakpastian dalam latar interpersonal.
• Ketidakpastian adalah keadaan tidak mengenakkan, menimbulkan stress secara kognitif
• Ketika orang asing bertemu perhatian utama mereka adalah untuk mengurangi ketidak pastian mereka.
• Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses perkembangan yang terjadi melelui tahapan tahapan
• Komunikasi interpersonal adalah alat yang utama untuk mengurangi ketidakpastian
5. Teori Semiotik
Semiotik bagaimana tanda-tanda mempresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi diluar tanda-tanda itu sendiri.
6. Teori Fenomenologis
Fenomenologis berasumsi bahwa orang-orang secara aktif menginterpretasi pengalaman-pengalamannya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya.teori ini memperhatikan pada pengalaman sadar seseorang.
7. Teori Sibernetika
Sibernetika menjelaskan bagaimana proses fisik, biologis, sosiial, dan perilaku bekerja. Dalam sibernetika komunikasi dipahami sebagai sistem bagian-bagian atau variabel-variabel yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, membentuk, serta mengontrol karakter seluruh sistem, dan layaknya organisme, menerima keseimbangan dan perubahan. (Dalam keluarga)
8. Teori Sosiopsikologis
Sosiopsikologis berfokus pada perilaku sosial individu, variabel psikologis, efek individu, kepribadian dan sifat, persepsi, serta kognisi. Teori ini memperhatikan perilaku dan sifat-sifat pribadi serta proses kognitif yang menghasilkan perilaku. Contoh : kita memiliki kombinasi tertentu, yang membedakan kita dengan orang lain.
9. Teori Sosiokultural
Sosiokultural menunjukan kepada kita cara pemahaman terhadap makna, norma, peran, dan peraturan yang dijalankan secara interaktif dalam komunikasi. Teori tersebut mengeksplorasi dunia yang dihuni oleh manusia, menjelaskan bahwa realitas bukanlah seperangkat susunan diluar kita, tetapi dibentuk melalui proses interaksi di dalam kelompok, komunitas, dan budaya. Contoh : komunitas
10. Teori Kritik
Kritik menyangkut bagaimana kekuatan, tekanan, dan keistimewaan sebagai hasil dari bentuk-bentuk komunikasi tertentu dalam masyarakat. Pertanyaan-pertanyaan akan keistimewaan dan kekuatan dianggap penting dalam teori komunikasi dan merupakan tema dari teori ini.
11. Teori Retorika
Retorika mencangkup segala cara manusia dalam menggunakan symbol untuk mempengaruhi linggkungan disekitarnya dan untuk membangun dunia tempat mereka tinggal.
Teori-teori komunikasi massa
Ketika kita membahas suatu teori, yang pertama-tama dilakukan adalah memahami apa teori itu. Beberapa ahli berbeda pandangan tentang teori . apalagi jika hal itu ditanyakan kalangan ilmu sosial maupun ilmu an eksak. Jawaban yang dikemukakan akan sangat berbeda, tergantung pada kebutuhan sang ahli, kepercayaan terhadap dunia sosial dan pengalamannya.
Sebagai sebuah dari bagian dari ilmu sosial, ilmu komunikasi atau tepatnya komunikasi massaakan memakai indicator, perangkat yang selama ini dipakai dalam ilmu sosial. Di kalangan ilmu sosial, jug aterdapat beberapa perbedaan. Hal ini sangat mungkin terjadi karena objek ilmu sosial biasanya adalah manusia atau hal lain yang berkaitan dengan manusia.
Pada dasarnya, teori menurut turner (1998) adalah “cerita tentang bagaimana dan mengapa suatu itu terjadi, para ahli biasanya memulai dengan asumsi menyeluruh, termasuk seluruh bidang sosial yang dibentuk oleh aktivitas manusia, menyatakan landasan kepastian dan proses serta sifat dasar yang menerangkan pasang surutnya peristiwa dalam proses yang lebih khusus.”
Sementara itu, bowers dan courtright (1984) menawarkan sebuah definisi bahwa “teori adalah sebuah pernyataan yang menyatakan hubungnan antar variable” . bailey (1982) menawarkan bahwa teori harus bias memberikan jalan bagi usaha pemahaman untuk mengerti dunia sosial, maka baginya teori itu “penjelasan dan pemprediksian fenomena sosial yang berhubungan dengan subjek ketertarikan kepada beberapa fenomena yang lain. “
Ilmu komunikasi yang mempunyai kaitan erat dengan manusia. Sebab, ilmu komunikasi merupakan ilmu human communication. Proses yang terjadi [pada diri manusia mutlak melalui perantara komunikasi . oleh karena itu, teori-teori komunikasi pun )menurut pendapat di atas) harus bias menjelaskan fenomena sosial dan alas an semua itu terjadi. Komunikasi massa harus bisa menjelaskan berbagai fenomena yang berkaitan erat dengan aktivitas manusia. Karena, media massa merupakan alat utama dalam komunikasi massa. Keterkaitan antarfenomena itu tidak akan lepas dari media massa. Ini berarti bagaimana media massa mempengaruhi, membentuk dan mengarahkan hidup manusia. Bagaimana pula fenomena media massa bisa menjelaskan berbagai aktifitas manusia dalam pergaulan sosialnya.
Dennis mcQuail (1987) pernah memberikan beberapa jenis dari teori-teori komunikasi massa sebagai berikut.
1. Teori ilmu pengetahuan sosial (social scientific theory)
Teopri ini berdasarkan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan sifat dasar, cara kerja, dan pengaruh komunikasi massa yang bersumber pada observasi sistematis yang sedapat mungkin diupayakan bersifat objekltif. Sumber teori ini merupakankenyataan tentang media. Dalam penerapannya jenis teori ini sering tergantungpada ilmu sosial lainnya. Contohnya, teori yang menerangkan hubungan antara televise dengan perilaku agresif.
2. Teori normatif (normative theory)
Teori ini berkenaan dengan masalah bagaimana seharusnya media beroeran jika serangkaian nilai sosial dengan sifat dasar nilai-nilai sosial tersebut. Jenis teori ini begitu penting karena berperan dalam membentukinstitusi media. Bahkan media berpengaruh besar dalam membantu apa yang diharapka oleh public media, organisasi, serta pelaksana organisasi sosial itu sendiri.
3. Teori praktis ( operational theory)
Pada awalnya teori ini dikembangakan oleh oraktisi media. Teori ini menyungguhkan penuntun tentang tujuan media, cara kerja yang seharusnya diharapkan agar seirama dengan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan sosial yang sifatnya lebih abstrak, serta cara0cara pencapaian beberapa sasaran tertentu. Sebuah teori masuk dalam rumpun teori praktis karena bisa membantu membantu menemukan jawaban masalah, misalnya, “ apa yang dapat menyanangkan public ?” “ factor aopa sajakah yang membuahkan hasil ?” “berita seperti apa yang berharga atau mempunyai nilai berita (news value) ? “ “ bagaimana tanggung jawab wartawan dan media tertentu dalam situasi tertentu pula ?”
4. Teori akal sehat (commonsense theory)
Teori ini merupakan pengetahuan (dan gagasan) yang dimiliki oleh setip orang dengan begitu saja atau melalui pengalaman langsung dengan masyarakat. Setiap pembaca surat kabar atau penonton televisi mempunyai teori sendiri (mempunyai seperangkat gagasan) tentang media tersebut. Misalnya gagasan tentang bagaiamana keberadaan media, kegunaan media, peran media dalam kehuidupa sehari-hari , bagaimana seharusnya membaca Koran atau menonton televisi, dan lain-lain. Masing-masing orang memiliki teori berdasarkan pengatahuan yang dimilikinya tanpa ada usaha atau melalui pengalamannya sehari-hari.

Sementara itu, Stanley J. barran dan dennis K. davis (2003) menambahkan jenis-jenis dalam perkembangan baru ilmu sosial, yaitu ilmu kritis (critical theory). Teori ini tertarik untuk membahas ketidaksamaan dan ketertindasan (akibat system). Teori kritis tidak terus-menerus mengobsrvasi, tetapi yang lebih penting adalah mengkritik. Sebagaian besar dari teori kritis membahas conflict of interest (konflik kepentingan) di dalama masyarakat dan dominasi yang terus menerus dilakukan oleh sebuah kelompok atas kelompok lainnya. Teori kritis ingin membongkar sesuatu yang dinggap tidak adil karena tiadanya kesamaan dan munculnya ketertindasan. Penganjur teori ini merasa memilik tanggung jawab tidak sekedar mengkritiki, tetapi juga bekerja sebagai agem aktif perubahan dan kalau perlu dilakukan secara radikal.
Sementara itu, untuk mengklasifikasikan teori komunikasi massa juga bisa didasarkan dengan tujuan goal-nya. Tujuan teori sosial adalah memprediksikan dan mengontrol. Ia mengukur fenomena atau atribut situasi dalam usaha untuk mencoba menemukan kecendrungan yang dapat diukur. Bagi Jensen (1990) tujuan disini sebagaimana dalam teori kritis adalah emansipasi dari dan perubahan dalam peraturan sosial yang dominan.
Dengan demikian, sebuah teori komunikasi massa setidak-tidaknya tidask berisi 1) seperangkat pernyataan yang didefinikas dalam kata kunci 2) menspesifikasikan hubungan antar konsep; 3) mendeskripsikan fenomena yang menggunaka konsep itu; 4) menawarkan prediksi tentang fenomena dan 5) menyarankan penjelasan pada suatu kejadian.
Macam – macam komunikasi

1. Komunikasi formal dan informal
Komunikasi formal adalah komunikasi yang timbul melalui garis – garis kekuasaan yang dibuat oleh manajemen. Garis – garis ini merupakan system syaraf organisasi yang diberikan melalui prosedur dan praktek. Komunikasi formal biasanya diperuntukan bagi atasan terhadap bawahan atau dalam pendidikan murid kepada kepala sekolah atau guru. Sedangkan komunikasi informal adalah kebalikan dari komunikasi formal, komunikasi ini terjadi secara tidak disengaja, karena adanya persamaan perasaan, kebutuhan, tugas maupun kewajiban seseorang. Pada dasarnya, komunikasi informal ini tidak terikat oleh tempat dan waktu. Dalam komunikasi informal tidak terdapat hirarki strukturalnya, oleh karena itu komunikasi informal mempunyai dua tujuan yaitu, untuk memenuhi kebutuhan seseorang akan interaksi sosial. Dan juga meningkatkan pelaksanaan pekerjaan organisasi dengan menciptakan alternatif, dan lebih cepat dan lebih efisien.

2. Komunikasi tertulis dan lisan
Komunikasi tertulis dan lisan mempunyai ciri – ciri yang menguntungkan (kebaikan) dan tidak (keburukannya). Jadi keduanya sering sama – sama digunakan untuk saling melengkapi. Diantara keuntungan komunikasi tertulis yaitu, memberikan catatan – catatan dan referensi yang resmi, sehingga kita dapat mempersiapkan pesan dengan cermat dan dapat tersampaikan kebanyak orang. Sedangkan keburukan atau kerugiannya adalah bahwa sanya pesan tertulis dapat mengakibatkan timbulnya timbunan kertas dan tidak memberikan umpan balik dengan segera. Akibatnya akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui apakah suatu pesan telah diterima dan difahami dengan baik. Di bawah ini terdapat beberapa petunjuk menurut Keith Davis dalam penyampaian komunikasi secara tertulis, yaitu :
• Gunakan kata – kata dan ungkapan yang sederhana
• Gunakan kata – kata yang singkat dan sudah lazim dipakai
• Nyatakan pemikiran secara logis dan langsung
• Hindari kata – kata yang tidak perlu
Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa pertemuan tatap muka dari dua orang atau lebih, dan pada komunikasi ini dapat berjalan secara formal atau informal dan dapat terencana atau tidak. Kebaikan dari komunikasi lisan adalah komunikasi seperti ini dapat memberikan pertukaran yang cepat dan mendapat umpan balik secara cepat pula. Sedangkan keburukannya adalah tidak menghemat waktu atau jika sedang asik akan membuang – buang waktu dan lupa waktu.
3. Komunikasi verbal dan nonverbal
Verbal berarti menggunakan kata – kata baik lisan maupun tulisan. Menurut Pitfield, komunikasi verbal dapat berupa kontak tatap muka, wawancara, konsultan bersama, dan pidato. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa menggunakan kata – kata, misalnya melalui gerakan badan, penampilan, bau harum, pakaian, pakaian seragam, ekspresi wajah, barang – barang perhiasan, mobil dan simbol isyarat lainnya.

4. Komunikasi satu arah dan dua arah
Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang hanya menjamin penyampaian pesan saja misalnya iklan. Komunikasi ini juga terdapat keuntungan dan kerugiannya, diantaranya adalah komunikasi satu arah itu lebih cepat, menghemat waktu dan uang. Disini sipengirim akan merasa puas karena tidak ditanyakan tetntang informasi, dan juga dapat melindungi kekhilafan dan kesalahannya. Sedang kerugiannya terletak pada sipenerima yang tidak mempunyai kesempatan untuk minta penjelasan pesan. Lain halnya dengan komunikasi dua arah komunikasi ini memiliki umpan balik yang melekat. Komunikasi ini menjamin bahwa informasi, penjelasan, dan lain – lain diberikan lebih lanjut. Contohnya : seminar, kelompok partisipasi. Keuntungan komunikasi ini adalah komunikasi seperti ini pasti berguna, baik bagi si pemberi pesan maupun sipenerima pesan. Kerugiannya adalah komunikasi ini cenderung lamban dan memakan waktu yang cukup lama.

5. Komunikasi yang efektif, efisien dan baik
Komunikasi yang efektif yaitu komunikasi yang paling cermat, sehingga maksud dan tujuan dalam komunikasi dapat tersampaikan dan dimengerti oleh sipenerima informasi. Komunikasi dikatakan efisien apabila berusaha untuk mengurangi sebanyak – banyaknya waktu dan biaya dalam pertukaran informasi, namun informasi yang disampaikan dapat dimengerti. Sedangkan komunikasi yang baik adalah komunikasi yang terjadi apabila pengertian penerima sesuai dengan maksud yang diinginkan oleh pengirim. Oleh karena itu ketiganya saling terkait, komunikasi yang baik harus yang bersifat efektif, efisien, dan baik.
Lambang komunikasi
Lambang komunikasi diartikan sebagai tanda yang mengandung arti yang digunakan dalam proses komunikasi. Jadi fungsi lambing disini adalah mewujudkan isi pernyataan dari bentuk yang abstrak menjadi konkrit. Lambang komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu lambang komunikasi umum dan lambang komunikasi khusus.
1. Lambang komunikasi umum
Lambang komunikasi umum dibagi menjadi empat bentuk, yaitu :
a) Lambang komunikasi mimik
b) Lambang komunikasi gerak gerik
c) Lambang komunikasi suara
d) Lambang komunikasi bahasa (lisan maupun tulisan)
2. Lambang komunikasi khusus
Lambang ini biasanya digunakan oleh manusia untuk keadaan yang sangat khusus. Misalnya dalam sebuah produksi film maka disamping lambang komunikasi umum, juga menggunakan lambang komunikasi khusus, seperti : pakaian, tatarias, dekorasi, aneka warna, tata lampu, gambar, dll
DAFTAR PUSTAKA
Moekijat. 1993. Teori komunikasi. Bandung : Mandar Maju
Soehoet, hoeta. 2002. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta : Yayasan kampus tercinta IISIP
Yusup, M. pawit. 1990. Komunikasi pendidikan dan komunikasi intruksional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Littlejohn, Stephen W. dan Foss, Karen A, teori komunikasi, Jakarta : Salemba Humanika,2011
Maulana,Deddy,MA,Ph.D.2000Ilmu Komunikasi.Bandung:PT Remaja Rosdakarya offset.
Richard West and Lynn H.Turner,2009, Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, Jakarta ; Salemba Humanika.Description: Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed:


Shares News - 09.27
Read More Add your Comment 0 komentar




MAKALAH
SHOLAT JENAZAH
Dosen pangampu : Goffar Ismail,S.AG. M.A


disusun oleh:
Teti Naafiriyah (20090720023)
Herlindatun Nur I.R (20090720043)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2011

Pendahuluan
Salah satu kajian fiqih yang paling sering dipraktekkan ditengah-tengah masyarakat adalah kajian masalah shalat jenazah, kita memandang dari aspek teori shalat jenazah merupakan salah satu masalah ibadah yang amat gampang jika dibayangkan bahkan kita menyepelekan masalah tersebut. Namun jika kita melihat dari aspek praktek masih banyak kesalahan- kesalahan yang dilakukan dimasyarakat dalam masalah pengurusan jenazah. Karena teori dengan praktek dilapangan sangatlah berbeda, apalagi saat menjalani pratek kita harus mempersiapkan segala macam, dari segi peralatan dan mental kita. Untuk itu dalam makalah ini mengangkat sebuah tema yang berkaitan dengan menyolatkan jenazah dengan tujuan sebagai pandangan bagaimana seharusnya menyolatkan jenazah dengan baik dan benar. Kemudian dalam makalah ini juga membahas bagaimanaapa pengertian shalat jenazah itu sendiri, keutamaan-keutamaan dalam shalat jenazah, hukum sholat jenazah berdasarkan menurut hadist, syarat-syarat menyolatkan jenazah, rukun-rukun yang benar dalam melaksanakan sholat jenazah, dan yang terakhir ialah bagaimana hukumnya menyolatkan orang yang matinya syahid diperbolehkan ataukah tidak. Tujuan penyusunan makalah tersebut adalah untuk memberikan wawasan kepada masyarakat khususnya bagi mahasiswa tentunya dalam masalah cara menyolatkan jenazah , sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan ketidak tahuan dalam masalah menyolatkan jenazah.






Pembahasan
A. Pengetian Shalat jenazah
Shalat Jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia.
B. Hukum shalat jenazah
Shalat jenazah hukumnya fardhu kifayah bagi semua orang muslim yg hidup. Jika telah dikerjakan oleh satu orang sekalipun maka gugurlah kewajibannya dari yg lain. Salat ini mempunyai beberapa syarat rukun dan sunnah serta keutamaan sebagaimana akan kami sebutkan. Dari Salamah bin Al-Akwa:
عَنْ سَلَمَةَ بْنِ اْلاَ كْوَ عِ : كُنَّا جُلُوْ سًا عِنْدَ النَّبِىِّ صَلَّلى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ اِ ذْ اُ تِىَ بِجَنَا زَ ةٍ قَا لَ : صَلُّوْ ا عَلَى صَا حِبِكُمْ. رواه البخا رى.
Dari Salamah bin Al-Akwa’,”pada suatu saat kami duduk-duduk dekat Nabi Saw.Ketika itu dibawa seorang mayat, beliau berkata kepada kami, ‘shalakanlah teman kamu’.’(riwayat Bukhari)

C. Keutamaan Shalat Jenazah
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah dan Khabab , ia berkata bahwasanya Rasullah bersabda :
مَنْ تَبِعَ جَنَا زَةً وَصَلَّللى عَاَيْهَا فَلَهُ قِيْرَ ا طٌ وَ مَنْ تَبِعَهَا حَتَّى يُفْرَ غَ مِنْهَا فَلَهُ قِيْرَ ا طَا نِ, أَ صْغَرَ هُمَا مِثْلُ أُحُدٍ أَ و ْ
أَ حَدَهُمَا مِثْلُ أُحُد
“ Siapa yang mengantar jenazah dan menyalatinya, maka baginya satu qirath. Siapa mengantar jenazah samapai selesai (proses pemakaman), maka baginya dua qirath. Yang paling kecil adalah seperti gunung Uhud atau salah satu dari keduanya adalah seperti gunung Uhud.”
Ibnu Umar lalu mengirim Khabab kepada Aisyah untuk menanyakan kebenaran perkataan Abu Hurairah tersebut. Ketika kembali dari rumah Aisyah, Khabab bercerita bahwa apa yang dikatakan Abu Hurairah itu benar. Mendengar apa yang dikatakan Khabab, Ibnu Umar berkata, sungguh kami telah kehilangan banyak kesempatan untuk mendapatkan beberapa qirath.
Dari Abdullah bin Abbas, bahwa seorang putranya meninggal di Qalid atau ‘Usfan dan yang menyalatinya sebanyak empat puluh orang , Rasullah bersabda :
مَنْ خَرَ جَ مَحَ جَنَا زَ ةٍ مِنْ بَيْتِهَا وَ صَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ تَبِعهَا حَتَّلى تُدْ فَنَ.كَانَ لَهُ قِيْرَ ا طَا نِ مِنْ أَ جْرٍ,كُلُّ قِيْرَ ا طٍ مِثْلُ أُ حُدٍ, وَ مَنْ صَلَّى غَلَيْهَا ثُمَّ رَ
جَعَ كَا نَ لَهُ مِثْلُ أُ حُدٍ
“ Tidaklah seorang muslim mati lalu jenazahnya di shalatkan empat puluh orang laki-laki yang tidak menyekutukan Allah, melainkan Allah memberikan syafaat kepadanya lantaran mereka.”
D. Syarat Shalat Jenazah
Shalatnya jenazah sebagaimana redaksi shalat lainnya. Shalat jenazah juga memilki beberapa syarat sebagaimana syarat dalam melaksanakan shalat fardhu yaitu :
a. Badannya suci, suci dari hadats kecil dan besar
b. Menghadap ke kiblat
c. Menutupi aurat
d. Dilakukan setelah mayat dimandikan dan dikafani
e. Letak mayat itu sebelah kiblat orang yang menyalatkan, kecuali kalau shalat itu dilaksanakan diatas kubur atau shalat gaib

Yang membedakan shalat jenazah dengan shalat fardhu adalah bahwa shalat jenazah tidak terikat waktu, shalat jenazah dilakukan kapan saja ketika jenazah tiba, bahkan dalam waktu yang dilarang pun dapat melaksankan shalat jenazah, menurut Imam Abu Hanifah dan Syafi’i. Menurut Imam Ahmad, Ibnu Mubarok dan Ishak berpendapat bahwa melaksanakan shalat jenazah saat matahari terbit, tepat berada diatas dan saat tenggelam, hukummnya makruh kecuali jika tubuh dikhawatirkan akan membusuk.

E. Rukun Shalat Jenazah
1. Niat
Allah SWT berfirman,
            
  •     
“ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.”(Al-Bayyinah:5).
Niat letaknya ada dalam hati, karenanya melafalkan niat disyariatkan. Jadi tidak diharuskan membaca bacaan shalat jenazah.


2. Berdiri bagi yang mampu
Dalam pandangan mayoritas ulama, berdiri merupakan bagian dari rukun shalat jenazah. Maka, jika ada yang melakukan shalat jenazah dalam keadaan duduk maka shalatnya tidak sah, karena ia tidak memenuhi salah satu dari rukun shalat, yaitu berdiri. Pendapat ini sesuai dengan pandangan Abu Hanifah, Syafi’i dan Abu Tsaur. Dan dalam hal ini, tidak ditemukannya adanya perbedaan pendapat.
Pada saat berdiri hendaknya tangan kanan menggenggam tangan kiri. Ada juga yang mengatakan tidak perlu. Tetapi sebagian besar lebih banyak menerima pendapat yang pertama.
3. Takbir sebanyak empat kali.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah Hadist yang bersumber dari Jabir ra, bahwasanya Rasulullah SAW melakukan shalat jenazah raja Najasyi dengan emapt takbir. Tirmizi berkata, shalat dengan 4 takbir merupakan amalan yang dilakukan para sahabat dan yang lain dengan melihat Rasulullah melakukan shalat jenazah dengan takbir empat kali. Pendapat ini dikemukakan oleh Syafan, Malik, Ibnu Mubarak, Syafi’I, Ahmad dan Ishak.
Mengangkat dua tangan saat takbir
Mengankat dua tangan saat shalat jenazah kecuali hanya pada takbir pertama.Karenanya, takbir diberlakukan hanya pada saat takbiratul ihram, kecuali jika berpindah dari rukun satu ke rukun lain sebagaimana yang berlaku dalam shalat selain shalat jenazah. Sementara untuk shalat jenazah tidak dikenal takbiratul intiqal (takbir yang menandakan perpindahan antara satu rukun dengan rukun yang lain).
4. Membaca Al-Fatihah
Tidaklah sah jika shalat jenazah tidak membaca surat Al-Fatihah (menurut ahli hadist).
5. Membaca shalawat atas Rasulullah SAW
Imam syafi’i berkata, sebagaimana yang tercantum dalam musnadnya, dari Abu memberitahukan kepadanya bahwa yang disunahkan dalam melaksanakan shalat jenazah adalah hendaknya imam takbir, lalu diiringi dengan membaca al-Fatihah setelah takbir yang pertama. Setelah itu membaca shalawat kepada Rasulullah saw. Dan membaca doa untuk jenazah pada takbir selanjutnya yang disertai dengan keikhlasan.
6. Doa kepada jenazah
Membaca doa setelah shalat jenazah itu merupakan rukunnya.Dari HR.Muslim berkata, Rasulullah bersabda :

ا للَّهُمَّ ا غْفِرْ لَهُ وَ ا رْحَمْهُ وَعَا فِهِ وَأَكْرِ مْ نُزُ لَهُ وَوَسَّعْ مُدْ خَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِمَاءٍ وَثَلْجٍ وَبَرَدٍوَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَا يَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّ نَسِ وَأَ بْدِ لْهُ دَارًاخَيْرًامِنْ دَارِهِ وَأَ هْلاً خَيْرًا مِنْ أَ هْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرً ا مِنْ زَ وْجِهِ وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِوَعَذَابَالنَّارِ “ Ya Allah, ampunilah (dosanya), sayangilah dia, maafkanlah (kesalahannya), muliakan tempatnya, luaskan jalan masuknya, mandikan ia dengan air dan embun, bersihkan dirinya dari segala kesalahan sebagaimana baju putih yang telah dibersihkan dari segala kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik dan gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik dan gantilah pasangannya dengan pasangan yang lebih baik, juga selamatkan dari fitnah kubur dan siksa neraka.”




7. Membaca doa setelah takbir keempat
Meskipun sudah membaca setelah takbir ketiga, berdoa setelah takbir keempat juga dianjurkan. Hal ini berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan Imam dari Abdullah bin Aufa.Imam syafi’i berkata, setelah takbir keempat, hendaknya orang yang shalat membaca doa,
اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِ مْنَا أَ جْرَ هُ وَ لاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَ اغْفِرْ لَنَاوَلَهُ
“ Ya Allah, jangalah Engkau halangi (tutupi) kami dari mendaptkan ganjarannya, janganlah Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia”(Riwayat Hakim).
Ibnu Abu Hurairah berkata, orang-orang masa dulu setelah takbir keempat sering kali membaca.
 •         
  • 
“ Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" inilah doa yang sebaik-baiknya bagi seorang muslim.”(Al- Baqarah;201).
8. Salam
Ibnu Mas’ud berkata, salam dalam shalat jenazah sama halnya dengan salam dalam shalat yang lain. Adapun lafal salam yang paling sederhana adalah “as-Salamualaikum Warahmatullahhiwabara’katuh.”





F. Cara Menyalati Jenazah
Posisi imam saat menyalati jenazah perempuan dan lelaki. Diantara cara yang diajarkan Rasulullah saw. Bagi imam dalam meyalati jenazah lelaki adalah hendaknya berada persis di bagian kepala jenazah. Dan untuk jenazah perempuan, hendaknya imam berada di bagian tengah (perut).
Sebagai landasan atas hal ini adalah sebuah hadits yang bersumber dari Anas ra.bahwasanya ada seseorang yang melakukan shalat tepat dibagian kepalanya. Setelah jenazahnya dipangkat, kemudian di datangkan dengan jenazah perempuan dan ia merubah posisinya tepat di bagian tengah jenazah.(HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah).
G. Hukum menyalati orang yang mati syahid
Syahid adalah orang yang meninggal dunia ditangan-tangan orang-orang kafir saat peperangan. Ada beberapa hadits yang dengan jelas menyatakan bahwa orang yang syahid tidah perlu dishslati. Di antaranya adalah;
1. Imam Bukhari meriwayatkan dari Jabir bahwasannya Rasulullah saw.memerintahkan untuk mengebumikan para sahabat yang meninggalkan dunia saat perang Uhud dengan darah mereka, tidak dimandikan dan tidak dishalati.
2. Imam Ahmad, Abu Daud dan Tirmmidzi meriwayatkan dari Anas ra.bahwasannya mereka yang syahid di bukit Uhud tidak dishalati , jenazahnya langsung dikebumikan dengan darahnya dan juga tidak dimandikan.
Adapun juga beberapa hadist yang menjelaskan bahwa jenazah para syuhada tetap dishalati. Di antaranya adalah:
1. Imam Bukhari meriwayatkan dari Uqbah bin Amar bahwasannya rasulullah saw.pernah keluar lalu beliu melakukan shalat untuk mereka yang gugur dibukit Uhud sebagaimana beliu shalat jenazah setelah delapan tahun berlalu layaknya orang yang sedang berpamitan baik kepada orang yang masih hidup ataupun orang yang sudah meninggal dunia.
2. Dari Abu Malik al-Ghifari, ia berkata, “mereka yang terbunuh pada saat perang Uhud sebanyak sembilan orang, sepuluh dengan Hamzah. Mereka dihadapkan kepada Rasulullah saw.lalu di datangkan sembilan jenazah yang lain, sementara jenazah Hamzah dibiarkan pada tempat semula.
Kemudian Rasulullah saw.melaksanakan shalat untuk ke sembilan jenazah tersebut.”HR.Baihaki.

H. Analisis
Dengan melihat kontrakdisi pada masalah hukum menyalati orang yang mati Syahid itu menurut analisis kami kedua-duanya baik dilakukan, karena baik menyolati maupun tidak menyolati, kedua-duanya memiliki dasar yang bersumber dari rasullullah saw.kami berpegang dari riwayat Ibnu Hazm yang menyatakan bahwasannya boleh dilakukan dan boleh ditinggalkan. Jika ia menyolatkan orang-orang yang gugur dalam peperangan. Ini juga salah satu riwayatkan dari Ahmad, dan dinilai benar oleh Ibnu al- Qayyim.
Pendapat ini mengompromikan nash-nash yang shahih. Selain itu dalam kitab Al-Umm, Imam Syafi’i menyatakan bahwasannya ada beberapa hadist yang seakan-akan hadist ini mutawatir, bahwa Rasulullah saw.tidak menyolati mereka yang syahid di perang uhud. Adapun hadist yang berasal dari Uqbah bin Amir, bahwa peristiwa tersebut terjadi setelah delapan tahun berlalu. Lebih lanjut Imam Syafi’i berkata: “seakan-akan rasulullah saw. Mendoakan saat itu mendoakan dan meminta ampuna untuk mereka setelah beliau akan wafat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa menyolatkan dan tidak menyolatkan orang yang mati syahid ssemuanya boleh dilakukan sesuai kehendaknya.



KESIMPULAN
Shalat Jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan shalat jenazah ini adalah fardhu kifayah. Artinya apabila sebagian kaum muslimin telah melaksanakan pengurusan jenazah orang muslim yang meninggal dunia, maka didak ada lagi kewajiban kaum muslim yang lainnya untuk melaksanakan pengurusan jenazah tersebut. Kemudian shalat jenazah sudah ada syarat dan rukun-rukunnya yang berpegang pada dasar-dasar sunnah Rasulullah saw. Selain itu bahwa menyolatkan jenazah yang matinya syahid boleh dan tidak disholatkan karena Rasulullah pernah mengerjakan kedua-duanya, pernyataan ini didasarkan pada hadist-hadist yang ada, kemudian telah diamati bahwa nash-nashnya shahih.
















Daftar Pustaka

1. Malik Kamal bin as-Sayyid Salim,Abu.2006.Shahih Fikih Sunnah.Jakarta:Pustaka at-Tazkia.
2. Nasiruddin Al-Albani,Muhammad.2008.Fikih Sunnah.jilid 2.Jakarta:PT.Cakrawala.
3. Rasyid,Sulaiman.1986.Fiqih Islam.Bandung:PT.Sinar Baru Algensindo.Description: Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed:


Shares News - 09.24
Read More Add your Comment 0 komentar




Bisnis Makanan Ringan Keripik Description: Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed:


Shares News - 09.22
Read More Add your Comment 0 komentar




peluang bisnis makananDescription: Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed:


Shares News - 09.19
Read More Add your Comment 0 komentar




Jangan berhenti.Description: Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed:


Shares News - 09.07
Read More Add your Comment 0 komentar


TUJUH KOMPONEN CTL






1. KONSTRUKTIVISME (CONSTRUKTIVISM)

 

Konstruktivisme (constructivisvism) merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan  mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri.

Dengan dasar, itu pembelajaran harus dikemas menjadi proses “menkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan. dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam  proses belajar dan mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Landasan berfikir konstruktivisme agak berbeda dengan pandangan kaum objektivis, yang lebih menekankan pada hasil pembelajaran. Dalam pandangan konstruktivis, straegi “memperoleh” lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu, tugas guru adalah menfasilitasi proses tersebut dengan :

(1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa,

(2) memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan

(3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

Pengetahuan tumbuh berkembang melalui pengelaman. Pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu diuji dengan pengalaman baru. Menurut Piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti kotak-kotak yang masing-masing berisi informasi bermakna yang berbeda-beda. Pengalaman sama bagi beberapa orang akan dimaknai berbeda-beda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak yang berbeda. setiap pengalaman baru dihubungkan dengan kotak-kotak (struktur pengetahuan) dalam otak manusia tersebut. Struktur pengetahuan dikembangkan dalam otak manusia melalui  dua cara , yaitu asimilasi atau akomodasi. asimilasi maksudnya struktur pengetahuan baru dibuat atau dibangun atas dasar struktur pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi maksudnya struktur pengetahuan yang sudah ada dimodifikasi untuk menampung dan menyesuaikan dengan hadirnya pengalaman baru.

Lalu bagaimanakah penerapannya di kelas? Bagaiamakah cara merealisasikannya pada kelas-kelas  di sekolah kita?

Pada umumnya kita juga sudah menerapkan filosofi ini dalam pembelajaran sehari-hari, yaitu ketika kita merancang pembelajaran dalam bentuk siswa praktek mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik menulis karangan, mendemonstrasikan, menciptakan ide, dan sebagainya. Mari kita kembangkan cara-cara tersebut lebih banyak dan lebih banyak lagi!

2.   MENEMUKAN (INQUIRY)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Topik mengenai adanya dua jenis binatang melata, sudah seharusnya ditemukan sendiri oleh siswa, bukan “menurut buku”

Siklus inkuiri :

o Obsevasi (Observation)

o Bertanya (questioning)

o Mengajukan dugaan (Hyphotesis)

o Pengumpulan data (Data gathering)

o Penyimpulan (Conclussion)

Apakah hanya pada pelajaran IPA inkuiry itu bisa bias diterapkan? Jawabanya, tentu “Tidak”. Inkuiri dapat diterapkan pada semua bidang studi; bahasa Indonesia (menemukan cara menulis pragraph deskripsi yang indah); IPS (membuat sendiri bagan silsilah raja-raja Majapahit); PPKN (menemukan perilaku baikdan perilaku buruk sebagai warga Negara). kata kunci dari strategi inkuiri adalah “siswa menemukan sendiri”

Langkah-langkah kegiatan menemukan (inkuiri) :

(1). Merumuskan masalah (dalam mata pelajaran apapun)

o        Bagaimanakah silsilah raja-raja Majapahit (dalam mata pelajaran sejarah)

o        Bagaimanakah cara melukiskan suasana menikmati ikan bakar di tepi pantai Kendari (bahasa Indonesia)?

o        Ada berapa jenis tumbuham menurut bentuk bijinya (biologi)

o        Kota mana saja yang termasuk kota besar di Indonesia? (geografi)

(2). Mengamati atau observasi

o        Membaca buku atau sumber lain untuk mendapatkan informasi pendukung.

o        Mengamati dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atau objek yang diamati.

(3). Menganalsis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan

karya  lainnya

o        Siswa membuat peta kota-kota besar sendiri.

o        Siswa membuat paragraf deskripsi sendiri.

o        Siswa membuat bagan silsilah raja-raja majapahit sendiri.

o        Siswa membuat penggolongan tumbuh-tumbuhan sendiri

o        Siswa membuat essai atau usulan kepada Pemerintah tentang berbagai masalah di daerahnya  sendiri, dst.

(4). Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru,

atau audien yang lain

o                        Karya siswa disampaikan teman sekelas, guru, atau kepada orang banyak untuk mendapatkan masukan

o                        Bertanya jawab dengan teman,

o                        Memunculkan ide-ide baru

o                        Melakukan refleksi

o                        Menempelkan gambar, karya tulis, peta, dan sejenisnya di majalah dinding, majalah sekolah, dsb.

3. BERTANYA (QUESTIONING)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari “bertanya”. Sebelum tahu kota Palu, seseorang bertanya “Mana arah kota Palu? Questioning merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis CTL. bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiri, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek ynag belum diketahuinya,

Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya  berguna untuk :

(1) menggali informasi, baik administrasi maupun akademis

(2) mengecek pemahaman siswa

(3) membangkitkan respon kepada siswa

(4) mengetahui sejauh mana keinginantahuan siswa

(5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa

(6) menfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru

(7) untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari  siswa

(8) untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa

 

Bagaimanakah penerapannya di kelas? Hampir pada semua aktivitas belajar, questioning dapat diterapkan; antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas, dsb. Aktivitas bertanya juga ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja kelompok, ketika menemui kesulitan, ketika mengamati, dsb. Kegiatan itu akan menumbuhkan dorongan untuk “bertanya”.

 

4. MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY)

Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama  dengan orang lain. Ketika seorang anak baru belajar meraut pensil dengan peraut elektronik, ia bertanya kepada temannya “Bagaimana caranya? tolong bantu aku!” Lalu temannya yang sudah biasa, menunjukkan cara mengoperasikan alat itu. Maka, dua orang anak itu sudah membentuk masyarakat belajar (learning community).

 

Hasil belajar diperoleh dari “sharing” antara teman, antar kelompok, dan antara yang tahu  ke yang belum tahu. Di ruang ini, di kelas ini, di sekitar sini, juga orang-orang yang ada di luar sana, semua adalah anggota masyarakat-belajar.

 

Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok yang anggotanya hiterogen. Yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan seterusnya. Kelompok siswa bisa sangat bervariasi bentuknya, baik keanggotaan, jumlah, bahkan bisa melibatkan siswa di kelas atasnya, atau guru melakukan kolaborasi dengan mendatangkan seorang “ahli’ ke kelas. Misalnya tukang sablon, petani jagung, peternak susu. teknisi komputer, tukang cat mobil, tukang reparasi kunci, dan sebagainya.

 

“Masyarakat-belajar” bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah, “Seorang guru yang mengajari siswanya” bukan contoh masyarakat-belajar karena komunikasi hanya terjadi satu arah, yaitu informasi hanya datang dari guru ke arah siswa, tidak ada arus informasi yang perlu dipelajari guru yang datang dari arah siswa. Dalam contoh ini yang belajar hanya siswa bukan guru. dalam masyarakat-belajar, dua kelompok (atau lebih) yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya.

 

Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu, semua pihak mau saling mendengarkan. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari.

 

Kalau setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap orang lain bisa menjadi sumber belajar, dan ini berarti setiap orang akan sangat kaya dengan pengetahuan dan pengalaman. Metode pembelajaran dengan teknik “learning community” sangat membantu proses pembelajaran di kelas. Prakteknya dalam pembelajaran terujud dalam:

§         Pembentukan kelompok kecil

§         Pembentukan kelompok besar

§         Mendatangkan “ahli’ ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, perawat, petani, pengurus organisasi, polisi, tukang kayu, dsb.)

§         Bekerja dengan kelas sederajat

§         Bekerja kelompok dengan kelas diatasnya

§         Bekerja dengan masyarakat

5. PEMODELAN (MODELLING)

Komponen CTL selanjutnya adalah pemodelan. Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olah raga, contoh karya tulis, cara melafalkan bahasa Inggris, dan sebaginya. Atau, guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Dengan begitu, guru memberi model tentang “bagaimana cara belajar”

 

Sebagian guru memberi contoh tentang cara bekerja sesuatu, sebelum siswa melaksanakan tugas. Misalnya, cara menemukan kata kunci dalam bacaan. Dalam pembelajaran tersebut guru mendemonstrasikan cara menemukan kata kunci dalam bacaan dengan menelusuri bacaan secara cepat dengan memanfaatkan gerak mata (scanning). Ketika guru mendemonstrasikan cara membaca cepat tersebut, siswa menagamati guru membaca dan membolak balik teks. Gerak mata guru dalam menelusuri bacaan menjadi perhatian utama siswa. Dengan begitu siswa tahu bagaimana gerak mata yang efektif dalam melakukan scanning. Kata kunci yang ditemukan guru disampaikan kepada siswa sebagai hasil kegiatan pembelajran menemukan kata kunci secar cepat. Secara sederhana, kegiatan itu disebut pemodelan. Artinya ada model yang bisa ditiru dan diamati siswa, sebelum mereka berlatih menemukan kata kunci, guru menjadi model.

 

Dalam pendekatan CTL, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang siswa bisa ditunjuk untuk memberikan contoh temannya cara melafalkan suatu kata. Jika kebetulan ada siswa yang pernah memenangkan lomba baca puisi atau memenangkan kontes berbahasa Inggris, siswa itu dapat ditunjuk untuk mendemonstrasikan keahliannya. Siswa “contoh” tersebut dikatakan sebagai model. Siswa lain dapat menggunakan model tersebut sebagai “standar” kompetensi yang harus dicapainya.

 

Model juga dapat didatangkan dari luar. Seorang penutur asli berbahasa Inggris sekali waktu dapat dihadirkan di kelas untuk menjadi “model” cara berujar, cara bertutur kata, gerak tubuh ketika berbicara, dan sebagainya.

 

Bagaimanakah contoh praktek pemodelan di kelas?

§         Guru olah raga memberi contoh berenang gaya kupu-kupu di hadapan siswa.

§         Guru PPKN mendatangkan seorang veteran kemerdekaan ke kelas, lalu siswa diminta bertanya jawab dengan tokoh itu.

§         Guru geografi menunjukkan peta jadi yang dapat digunakan sebagai contoh siswa dalam merancang peta daerahnya.

§         Guru biologi mendemonstrasikan penggunaan thermometer suhu badan.

§         Guru bahasa Indonesia menunjukkan teks berita dari Harian Republika, Padang Pos, dsb. sebagai model pembuatan berita.

§         Guru kerajinan mendatangkan “model” tukang kayu ke kelas, lalu memintanya untuk bekerja dengan peralatannya, sementara siswa menirunya.

6. REFLEKSI (REFLECTION)

Refleksi juga bagian penting dalam pembelejaran dengan pendekatan CTL. Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Rfleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Misalnya, ketika pelajaran berakhir, siswa merenung “Kalau begitu, cara saya menyimpan file selama ini salah, ya! Mestinya, dengan cara yang baru saya pelajari ini, file komputer lebih tertata”.

 

Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses. Pengetahuan dimiliki siswa diperluas melalui konteks pembelajaran, yang kemudian diperluas sedikit demi sedikit. Guru atau orang dewasa membantu siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. dengan begitu, siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya.

 

Kunci dari semua adalah, bagaimana pengetahuan itu mengendap di benak siswa. siswa mencatat apa yang sudah dipelajari dan bagaimana merasakan ide-ide baru.

 

Pada akhir prmbrlajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi. Realisasinya berupa :

§         pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu

§         catatan atau jurnal di buku siswa

§         kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu

§         diskusi

§         hasil karya

7. PENILAIAN YANG SEBENARNYA (AUTHENTIC ASSESSMENT)

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru mengindentifikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan dalam belajar, maka guru segera bisa mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kemacetan belajar. Karena gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan sepanjang proses pembelajaran, maka assessment tidak dilakukan di akhir priode (cawu/semester) pembelajaran seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar (seperti) EBTA/EBTANAS, tetapi dilakukan bersama dengan secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran.

Data dikumpulkan melalui kegiatan penilaian (assessment) bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar siswa. Pembelajaran yang benar memang seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa gar mampu mempelajari (learning how to learn) bukan ditekan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran.

 

Karena assessment menekankan proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Guru yang ingin mengetahui perkembangan belajar bahasa Inggris bagi para siswanya harus mengumpulkan data dari kegiatan nyata saat para siswa menggunakan bahasa Inggris, bukan pada saat para siswa mengerjakan tes bahasa Inggris. Data yang diambil dari kegiatan siswa melakukan kegiatan berbahasa Inggris baik di dalam kelas maupun di luar kelas itulah yang disebut data autentik.

 

Kemudian belajar dinilai dari proses, biukan melalui hasil. Ketika guru mengajarkan  sepak bola, siswa yang tendangannya paling bagus, dialah yang memperoleh nilai tinggi. Dalam pembelajaran bahasa asing (bahasa Inggris), siapa yang ucapannya cas-cis-cus, dialah yang nilainya tinggi, bukan hasil ulangan tentang grammarnya. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan keterampilan (performansi) yang diperoleh siswa. Penilaian tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman lain atau orang lain.

 

 Description: TUJUH KOMPONEN CTL Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: TUJUH KOMPONEN CTL


Shares News - 00.19
Read More Add your Comment 0 komentar


PERKEDEL TEMPE ISI TELUR






Lain Lain Resep Tahu Tempe

on November 15th, 2010 by AGL - No Comments







\

10Share

Bahan :

  • 1 potong tempe ukuran sedang,  kira-kira  300 gram

  • 10 butir telur puyuh

  • 1 butir telur ayam

  • 1/4  sdt lada bubuk

  • 1/4  sdt pala bubuk bila suka

  • 1 batang daun bawang iris halus

  • 2 sdm bawang merah goreng

  • garam secukupnya

  • minyak sayur untuk menggoreng


Bahan untuk pencelup :

  • 1 butir telur ayam kocok lepas


Cara Membuat :

  1. Aduk semua bahan sampai tercampur rata, kecuali telur puyuh

  2. Ambil 2 sdm adonan isi dengan telur puyuh, bentuk bulat pipih

  3. Celupkan ke dalam kocokan telur

  4. Goreng sampai kuning kecoklatan.Angkat dan tiriskan.


 






5. Tempe cabe hijau masak taucoBahan:

  • 200 gr tempe, dipotong-potong 3 cm, goreng

  • 100 gr jambal asin, dipotong-potong dadu goreng

  • 2 genggam petai cina (bila suka)

  • 1 dl santan kental

  • 2 siung bawang putih, iris halus

  • 5 btr bawang merah, iris halus

  • 4 cabe merah, potong serong

  • 3 cabe hijau, potong serong

  • 3 cm lengkus, memarkan

  • 2 lbr daun salam

  • garam

  • gula atau bumbu penyedap (bila suka)

  • minyak


Cara membuatnya:
Panaskan minyak, dan goreng bawang putih sampai harum. Masukkan bawang merah, goreng sampai layu. Masukkan cabe merah dan hijau, daun salam,lengkuas dan santan. Masak sampai mendidih. Kemudian masukkan tempe, pete cina, dan jambal. Aduk rata hingga kuah meresap dan habis. Angkat.

6. Masakan Gulai Tempe

Bahan:

  1. 1 papan tempe, potong kotak-kotak, goreng setengah matang

  2. 150 gram kacang panjang, potong-potong

  3. 3 sendok makan udang kering, rendam, tumbuk

  4. 3 lembar daun salam

  5. 3 cm lengkuas, iris tipis

  6. 2 lembar daun jeruk purut

  7. 1 buah asam kandis

  8. 1 sendok teh garam

  9. 1 sendok makan gula pasir

  10. 1200 cc santan dari ½ butir kelapa

  11. Minyak goreng secukupnya


Bumbu yang digiling halus:

  1. 3 buah cabai merah

  2. 1 telunjuk kunyit


Cara Membuat Resep Masakan Gulai Tempe:

  1. Tumis cabai, kunyit hingga harum. MAsukkan udang kering, lengkuas, asam kandis, salam, daun jeruk purut, garam, gula, santan. MAsak hingga mendidih.

  2. Masukkan kacang panjang, tempe. Masak sampai bumbu meresap. Hidangkan.



 


























Nugget Tahu













 







Bahan:
1. 450 gram tahu
2. 3 butir telur ayam
3. 1 batang daun bawang, iris tipis
4. ½ sendok teh merica bubuk
5. ½ sendok teh pala bubuk
6. 2 sendok makan margarin untuk mengoles
7. 50 gram tepung terigu
8. 1 butir telur ayam, kocok
9. 100 gram tepung panir
10. Minyak untuk menggoreng
11. 1 bungkus penyedap rasaCara Membuat Resep Masakan Nugget Tahu:
1. Campur tahu dengan merica, pala, 3 butir telur, daun bawang dan penyedap rasa.
2. Aduk rata cara nomor 1, olesi loyang (20×20 cm) dengan margarin rata.
3. Tuang adonan ke loyang, padatkan.
4. Kukus hingga matang. Angkat
5. Setelah dingin, potong ukuran jari. Taburi dengan tepung terigu, ceelupkan dalam telur kocok dan gulingkan ke dalam tepung panir hingga rata.
6. Goreng hingga matang, angkat dan tiriskan. Sajikan

Untuk 4 Orang


Bahan:
1 bh tahu cina, Haluskan
2 tangkai daun bawang, potong halus
1 bh cabai merah, potong serong tipis
2 butir telur
200 ml santan dari 1/2 butir kelapa
3/4 sdt garam
1/4 sdt gula pasir
10 butir telur asin
daun pisang untuk menbungkus

Bumbu halus :
6 butir bw.merah
2 siung bw.putih, goreng utuh
3 butir kemiri, sangrai sampai matang betul
3/4 sdt ketumbar, sangarai

Cara membuat :
1. Campur bumbu halus, daun bawang dan cabai merah. Aduk rata.
2. Masukkan telur, santan, garam dan gula. Aduk rata. Tambahkan tahu yang sudah dihaluskan.
3. Ambil daun pisang, beri adonan tahu
4. Pecahkan telur asin di atasnya, bungkus daun pisang dan sematkan dengan lidi
5. Kukus selama 30 menit sampai matang.

Sumber: http://be-chef.blogspot.com/2009/02/pepes-tahu-telur-asin.html

 

Resep Masakan Praktis

Brownies Coklat
Sumber: Mg

Bahan

100 gr tp terigu
30 gr coklat bubuk
2 bks nutrisari (jeruk keprok)
150 gr mentega cair
100 gr coklat batang dilelehkan
200 gr gula pasir
3 butir telor

Cara Membuat

  1. kocok telor dan gula sampe mengembang

  2. campurkan tepung, coklat bubuk dan nutrisari yg sdh diayak bersamaan ke dalam adonan, aduk sampai tercampur.

  3. lalu masukkan coklat yg sdh dilelehkan.

  4. masukkan mentega yg sdh dicairkan, aduk semua hingga tercampur rata.

  5. bakar sampe matang dan wangi.

  6. potong kotak2 atau sesuai selera.


Hiasan
oleskan whiped cream dan beri buah ceri diatasnya.

Resep Masakan Komplit


Kumpulan Aneka Resep Masakan Indonesia dan Mancanegara

 

Tips Sederhana Membuat Brownies Lezat


Sudah berapa kali anda membuat brownies, apakah ini yang pertama ? Atau sudah untuk kesekian kali nya ? Agar Anda sukses membuat brokus, simak tips sederhana berikut;

  1. Tim cokelat masak (cokelat pekat, susu atau putih) dan mentega/margarin sehingga lemak benar-benar meleleh, Nah.. baru dimasukkan pasta cokelat atau essens nya.

  2. Kocok terlebih dahulu telur dan gula pasir hingga rata, kemudian masukkan cake emulsifier (SP, TBM atau Ovalet), Kamu kocok lagi hingga adonan kental dan mengembang. siip kita lanjut tips ketiga ..

  3. Saat memasukkan tepung, sebaiknya sambil di ayak agar adonan tidak menggumpal (alias sedikit-sedikit bo’… ). Selalu memasukkan cokelat bubuk di akhir pengadukan agar aroma cokelat tetap terasa.

  4. Saat mencampur adonan dengan mentega leleh, aduk hingga benar-benar rata hingga ke bawah kom adonan agar brokus bagian bawah tidak basah. kalo basah akan jadi lembek tentunya .

  5. Kemusian Oles loyang dengan margarin atau margarin putih baru lapisi dengan kertas roti/parchment paper (tidak perlu sekeliling loyang dilapisi kertas roti, cukup bagian bawah/dasar loyang saja).

  6. Jika ingin membuat homemade brownies kukus lapis, tuang adonan setengah bagian loyang lalu kukus setengah matang, taburi isi lalu tuang dengan adonan hingga penuh dan kukus kembali hingga matang.

  7. Saat membuat home made brownies kukus dengan lapisan, jangan pernah mengeluarkan loyang dari kukusan, penambahan isi sebaiknya dilakukan dengan posisi loyang tetap di dalam kukusan (jika kurang nyaman karena uap panas, disarankan untuk menggunakan sarung tangan).

  8. Ini yang penting dan kadang suka lupa … pastikan air kukusan brownies cake sudah mendidih dan menghasilkan banyak uap. Lapisi tutup kukusan dengan serbet atau sapu tangan handuk, meskipun kukusan sudah punya saluran untuk mengeluarkan uap air yang berlebih.

  9. Ketika loyang dimasukkan ke dalam kukusan, kecilkan api dan selalu gunakan api sedang. Api besar berpengaruh terhadap hasil akhir brownies homemade yaitu hasil jadi permukaan brownies kukus bergelombang. (yang penting, apinya sudah cukup untuk mempertahankan air kukusan tetap mendidih dan menghasilkan uap yang cukup banyak).

  10. Brokus yang sudah matang, sebaiknya langsung dikeluarkan dari kukusan. Diamkan sebentar lalu segera dikeluarkan dari loyang (jika terlalu lama di dalam kukusan, meskipun tutup kukusan sudah dibuka, bagian bawah brokus akan basah) kena uapan air.

  11. Jangan melepas kertas roti jika brokus belum benar-benar dingin agar sisi brokus tidak rusak jika kertas roti dibuka saat brokus masih panas.

  12. Jika brokus tidak habis sekali santap atau untuk bisnis brownies delivery, Anda dapat menyimpannya dalam lemari es dengan dibungkus kantung plastik atau kotak kue. Jika ingin menyantapnya, cukup dikukus sebentar selama 5 – 10 menit atau dihangatkan sebentar dalam rice com.

  13. Selamat membuat brokus, semoga berhasil dalam bisnis brownies delivery.


Sumber  : mamagabymichelle.blogspot.com

 Description: PERKEDEL TEMPE ISI TELUR Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: PERKEDEL TEMPE ISI TELUR


Shares News - 00.18
Read More Add your Comment 0 komentar


Perbedaan Antara Pendidikan Dan Pengajaran






Submitted by firman on Wed, 2007-01-17 14:46

Pengajaran dan pendidikan atau dalam bahasa arabnya taalim dan tarbiah adalah dua perkara penting di dalam membina manusia. Pengajaran dan pendidikan adalah dua perkara yang berbeda tetapi banyak orang yang tidak faham tentang kedua perkara ini.

Pengajaran khusus ditujukan pada akal. Oleh karena itu mudah dan straight forward. Sedangkan pendidikan adalah pembinaan insan yang tidak saja melibatkan perkara fisik dan mental tetapi juga hati dan nafsu karena sesungguhnya yang dididik adalah hati dan nafsu. Oleh karena itu pendidikan lebih rumit dan susah. Kedua perkara ini harus kita fahami benar dalam membina insan. Keduanya diperlukan dalam pembinaan pribadi agar pandai berbakti pada Tuhan dan pada sesama manusia.

Pengajaran adalah proses belajar atau proses menuntut ilmu. Ada dosen, guru, ustadz yang mengajar atau menyampaikan ilmu kepada murid yang belajar. Hasilnya murid menjadi pandai, dan berilmu pengetahuan (‘alim). Pendidikan adalah proses mendidik yang melibatkan penerapan nilai-nilai. Di dalam pendidikan terdapat proses pemahaman, penghayatan, penjiwaan, dan pengamalan. Ilmu yang telah diperoleh terutama ilmu agama dicoba untuk difahami dan di hayati hingga tertanam dalam hati dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain pendidikan menyangkut tentang akhlak.

Pendidikan antara lain adalah memperkenalkan Tuhan kepada manusia. Membersihkan hati insan dari sifat-sifat keji (mazmumah) dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji (mahmudah). Pendidikan juga adalah mengembalikan hati nurani manusia kepada keadaan fitrah yang suci dan bersih. Nafsu perlu dikendalikan supaya tidak cenderung kepada kejahatan dan maksiat tetapi cenderung kepada kebaikan dan ibadah.

Namun, kita tidak bisa mendidik saja tanpa memberi ilmu, dan begitu juga sebaliknya, kita tidak bisa memberi ilmu saja tanpa mendidik. Pengajaran tanpa pendidikan akan menghasilkan masyarakat yang pandai tetapi rusak akhlaknya atau jahat. Masyarakat akan maju di berbagai bidang dan kemewahan timbul dimana-mana tetapi akan timbul hasad dengki dimana-mana karena jiwa tiap insannya tidak hidup. Manusia menjadi individual, tidak berkasih sayang, dan kemanusiaan musnah. Manusia berubah identitas. Fisiknya saja manusia tetapi perangainya seperti setan dan hewan.

Sebaliknya mendidik saja tanpa memberi ilmu akan menghasilkan individu yang baik tetapi tidak berguna di tengah masyarakat. Mendidik tanpa ilmu menyebabkan insan mempunyai jiwa yang hidup tetapi tidak ada ilmu untuk dijadikan panduan.

Tetapi perlu dipahami bahwa tidak semua orang mampu mendidik. Ada orang yang berilmu banyak tetapi tidak mampu mendidik tetapi ada juga orang yang berilmu sedikit tetapi dapat mendidik. Karena peranan pengajaran ilmu hanya sedikit saja sedangkan selebihnya adalah peranan pendidikan.

Manusia menjadi jahat bukan karena tidak tahu ilmu. Jumlah orang bodoh yang jahat hampir sama dengan jumlah orang pandai yang jahat juga. Bahkan orang pandai yang jahat lebih jahat dari pada orang bodoh yang jahat, karena orang yang pandai menggunakan kelebihan akal atau ilmunya untuk kejahatan. Manusia menjadi jahat adalah karena proses pendidikannya tidak tepat sehingga jiwanya tidak hidup.

Dalam mencari ilmu, seseorang bisa belajar dari beberapa guru karena hanya ilmu yang kita pelajari. Tetapi, dalam mendidik atau mencari pendidik, tidak bisa ada lebih dari seorang pendidik. Pendidik yang sesungguhnya adalah pemimpin, model, sekaligus contoh untuk diikuti. Kalau ada banyak pendidik maka ibarat seperti masakan yang dimasak oleh beberapa koki. Dia akan jadi rusak. “ Too many cooks spoil the brook”.

Kemudian dilihat dari segi ilmunya, tidak semua ilmu mempunyai nilai pendidikan. Ilmu agama khususnya ilmu fardlu ‘ain seperti ilmu mengenal Tuhan memang untuk mendidik. Sedangkan kebanyakan ilmu akademik seperti matematika, perdagangan, sejarah, ilmu alam dan lain-lain tidak dapat untuk mendidik dan sekedar untuk mengajar saja. Meskipun begitu, jika proses pendidikan berjalan dengan benar sehingga jiwa Tauhid hadir pada diri seseorang maka ilmu-ilmu akademik akan menambah keyakinannya dan akan menjadikannya semakin melihat betapa berkuasa dan Maha Hebatnya Tuhan.. Sebaliknya, bagi pelajar-pelajar yang kosong jiwanya dari mengenal Tuhan, ilmu-ilmu tersebut hanya akan melalaikan mereka karena mereka tidak mampu mengaitkan apa yang mereka pelajari dengan Tuhan.

Dalam suatu proses membangun dan membina manusia, pengajaran dan pendidikan adalah perkara wajib. Namun pendidikanlah yang lebih diutamakan karena jika pendidikan tidak diutamakan maka akan terbangun masyarakat yang rusak dan merusakkan. Manusia akan menjadi musuh kepada manusia yang lain dan kepada Tuhannya.Didiklah manusia lebih dahulu sebelum mengajar mereka hingga pandai. Jadikan mereka berakhlak sebelum menjadikan mereka berilmu. Kenalkan Tuhan lebih dahulu sebelum mengenalkan alam semesta beserta ciptaanNya yang lain. Jadikan mereka sebagai hamba-hamba ALLAH lebih dahulu sebelum menjadikan mereka sebagai khalifahNya.

 

Pendidikan berisi suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik sebagai untuk membantu peserta didik dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. lnteraksi tersebut dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga dan sekolah (Sukmadinata, 1998: 1). Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peran signifikan dalam proses pengajaran.Pendidikan dapat mengubah pandangan hidup, budaya dan perilaku manusia. Pendidikan juga berfungsi mengantar manusia menguak tabir kehidupan sekaligus menempatkan dirinya sebagai pelaku dalam setiap perubahan. Pendidikan menurut Meier (2002:41) bertujuan menyiapkan manusia untuk menghadapi berbagai perubahan yang membutuhkan kekuatan pikiran, kesadaran dan kreatifitas. Dalam Alquran terdapat konsep perintah membaca, menelaah, meneliti, dan menghimpun dan sebagainya. Hal ini merupakan sinyal fenomenon bahkan neumenon dalam Islam. Tuntutan atau perintah membaca dalam Islam sangat urgen, karena manusia sebagai khalifah bukan sekedar melakukan bacaan dengan ikhlas tetapi harus didasari bismi rabbikka (dengan nama Tuhan), dalam memilih bahan­bahan bacaan yang tidak mengantarnya kepada hal-hal yang bertentangan dengan nama Allah.

Agama mendorong manusia untuk menggunakan persepsi rasional yang baik, religius yang amat etis pula. Agama sangat menghendaki suatu bentuk intelektualisme. Etos keilmuan adalah suatu bagian integral keagamaan yang sehat. Ia muncul karena adanya kemampuan pada dirinya sendiri dan pada sistem keyakinan yang dianut.Mengingat pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada unsur manusianya.

 

BAB II


Pembahasan




  1. A. Peranan Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Dengan Anak



  • Materi Komunikasi Antar Pribadi Orang tua Dengan Anak


Murid yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga terutama tentang cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajarnya. Orang tua atau keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Orang tua yang kurang berkomunikasi tentang pendidikan anak-anaknya akan dapat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Menurut Slameto (2003:61) megemukakan bahwa hal-hal atau materi komunikasi antar pribadi orang tua dengan anak dalam meningkatkan prestasi belajarnya, antar lain :

  1. Orang tua melakukan komunikasi mengenai waktu belajar anak-anaknya.

  2. Orang tua memperhatikan dan mengkomunikasikan dengan anak tentang kepentingan-    kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anak-anaknya dalam belajar.

  3. Orang tua berkomunikasi kepada anak tentang waktu belajar anak.

  4. Orang tua senantiasa melakukan komunikasi dengan anak tentang kemajuan belajarnya.

  5. Orang tua melakukan komunikasi dengan anak mengenai kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar.


Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa anak didik sangat besar peranannya dalam melakukan komunikasi antar pribadi dengan anak dalam meningkatkan prestasi belajar terutama anak di SD. Materi komunikasiyang dimaksudkan di atas sangat menentukan tingkat keberhasilan atau prestasi murid di SD. Mungkin anak sebetulnya pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak teratur akibat kurang komunikasi denganorang tua, sehingga mengalami ketinggalan dalam belajarnya. Hasil yang didapatkan atau nilai hasil belajarnya tidak memuaskan atau bahkan gagal dalam studinya. Hal ini dapat terjadi pada anak dari keluargayang orang tuanya terlalu mengurus pekerjaan mereka sehingga kurang komunikasi dengan anak-anaknya.

  • Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Dengan Anak



  1. Konsep Efektivitas Dalam Komunikasi


Efektivitas berasal dari kata “efektif yang berarti ada efeknya, akibatnya, kesan serta pengaruhnya terhadap sesuatu benda atau perkara”. (Depdikbud, 2001:115) Efektivitas merupakan suatu organisasi. Efektivitas adalah pencapaian tujuan melalui pemanfaatan sumber dayayang dimiliki secara efisien, baik dilihat dari segi input maupun output.
Efektivitas berarti terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dalam suatu perbuatan. Setiap pekerjaan yang dilaksanakan secara efisien sudah tentu efektif, karena dilihat dari segi hasil, tujuan atau akibat yang dikehandaki dengan perbuatan itu telah tercapai. Sebaliknya suatu pekerjaan yang efektif belum tentu efisien karena hasil dapat saja tercapai tetapi mungkin menggunakan sumber daya yang berlebihan yang tidak sesuai dengan rencana sebelumnya, apakah itu tenaga, pikiran, waktu dan sebagainya.
Little John (1962 : 85) mengemukakan bahwa “dalam konsep efektivitas komunikasi, yang menjadi tujuan utama dan pertama komunikasi manusia adalah untuk dimengerti”. Jadi komunikasi efisien bila Source dan Receiver terhadap message ada kesamaan.

Rahmat (1998 : 79) mengatakan bahwa “komunikasi dikatakan efektif bila pertemuan Source (sumber) merupakan hal yang menyenangkan Receiver (penerima)”.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran, efektivitas komunikasi yang ditekankan adalah efektivitas penerimaan pesan, yaitu “komunikasi yang dilancarkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek kognitif, afektif, dan konatif pada komunikan sesuai dengan tujuan komunikasi” (Effendi, 1989 : 101).
Sesuatu pesan yang dikirimkan tidak saja diinginkan untuk dimengerti tapi juga untuk direspon, diberi reaksi yang diinginkan agar maksudnya tercapai untuk menerima respon yang diinginkan. Jika itu terjadi pesan yang dikirim tidak hanya efisien tetapi juga efektif. Jadi “respon atau reaksi yang diinginkan dari suatu komunikasi merupakan test dari efektivitas daripada komunikasi” (Effendi,1989:102).

  1. Kriteria dan Prinsip Komunikasi Pembelajaran yang Efektif


Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran banyak ditentukan oleh keaktifan pebelajar dan pembelajar dalam bentuk timbal balik berupa pertanyaan, jawaban pertanyaan atau berupa perbuatan baik secara fisik maupun secara mental. Adanya umpan balik ini memungkinkan pembelajar mengadakan perbaikan-perbaikan cara komunikasiyang pernah diakukan. Keefektifan komunikasi menunjuk kepada kemampuan orang untuk menciptakan suatu pesan dengan tepat, yaitu pengirim pesan dapat mengetahui penerima dapat menginterprestasikan sama dengan apayang dimaksudkan oleh si pengirim diinterprestasikan sama oleh si penerima, berati komunikasi tersebut efektif.

Komunikasi yang efektif hendaknya memadukan ketiga kriteria tersebut. Selain itu keefektifan pembelajaran sangat ditentukan oleh adanya perhatian dan minat pebelajar. Ini sesuai dengan , model “AIDA singkatan dari Attention (perhatian ), Interest (minat), Desire (hasarat),dan Action (kegiatan)” (Sendjaja, 1993:105). Maksudnya agar terjadi kegiatan pada diri pebelajar sebagai komunikan, maka terlebih dahulu harus dibangkitkan perhatian dan minatnya kemudian dilanjutkan dengan penyajian bahan. Dengan demikian timbul hasratnya untuk melaksanakan kegiatan, sehingga walaupun persepsinya tidak terlalu lama sama dalam menerima pesan tetapi perbedaannya tidak terlalu banyak. Karena secara psikologis setiaporang akan menanggapi dan memberi makna yang berbeda-beda sesuai dengan karakternya masing-masing.

Komunikasi mengandung kualitas yang mengarahkan persepsi positif. Komunikasi melaksanakan tujuan-tujuan organisasi dan tujuan-tujuan pribadi yang dianggap efektif, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa komunikasi antar pribadi orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar sangat efektif dilakukan. Efektivitas komunikasi yang dimaksud adalah efektivitas penerimaan pesan, yaitu komunikasi yang dilancarkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek kognitif, efektif, dan psikomotor pada komunikan sesuai dengan tujuan komunikasi. Hal ini terjadi selama dalam proses pembelajaran.

  1. Prestasi Belajar



  • Pengertian Prestasi Belajar


Kata prestasi berarti “hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan” (Depdikbud,2001:895). Prestasi yang dimaksudkan di sini adalah suatu hasil yang dicapai mengenai pendidikan atau pelajaran.
Sesuai dengan hal tersebut, Sardiman (1996 : 22) mengemukakan: “Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya”.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa berdasarkan kriteria-kriteria tertentu setelah dia menempuh kegiatan belajar mengajar dan diakhiri dengan evaluasi dari pihak guru.

  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mengajar yakni pada dasarnya terdiri dari dua bagian yakni faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

Faktor Intern

Faktor intern yang dimaksudkan di sini adalah faktor intern yang terjadi disekolah, yang di dalamnya termasuk guru dan siswa. Adapun faktor yang terpenting dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswa adalah, ada tiga, yakni:

1)      Faktor Jasmaniah

Untuk mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar terbentuk manusia yang utuh di setiap aspek, baik akal, jasmani, rohani dan kesehatan dengan kehidupan kemasyarakatan, diperlukan syarat mutlak yakni kesehatan badan, tanpa ditunjang kesehatana badan, maka yang terlaksana di sekolah tidak bisa dikatakan proses belajar yang potensial. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (1994 : 5) yaitu : “agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan dalam bekerja, tidur, makan, olah raga dan rekreasi”.
Oleh karena itu kesehatan jasmani mutlak diperlukan, karena pada jasmani yang sehat terdapat akal fikiran yang sehat pula.

2)      Faktor Psikologis

Adapun penulis maksudkan di sini adalah mengetahui tingkah laku yang terjadi dalam proses belajar mengajar, dimana dalam hal ini termasuk pembawaan sebagai faktor dasar yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar merupakan perilaku inti dalam proses pendidikan dimana antara anak didik dan pendidik berintegrasi.

Faktor pembawaan yang mempengaruhi proses belajar meliputi :

v     Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang teridir dari tiga jenis, yaitu: kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

v     Perhatian

Perhatian menurut AL-Gzali adalah “keaktifan jiwa yang tertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek”. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar. “Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan bakatnya”. (Slameto : 1995 : 56).

 

 

v     Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai senang dan dari situ diperoleh kepuasan.

v     Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah berlatih.

3)      Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan adalah salah satu dari faktor intern yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar, sebab kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan atas dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. (Slameto, 1998 : 57).

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemahnya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan subtansi sisa pembakaran dalam tubuh, sehingga darah tidak/ kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.

Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuhan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit berkonsentrasi seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa kelelahan itu mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, harus dihindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam bekerja, sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.

 

Faktor Ekstern

Faktor eksteren mempunyai peranan yang penting pula dalam proses belajar mengajar, dimana penulis mengelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

1)      Faktor keluarga

Keluarga adalah salah satu lingkungan pendidikan yang cukup berperan dalam perkembangan jiwa anak, karena dalam keluarga anak pertama kali menerima pendidikan. Murid yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

2)      Faktor sekolah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah suatu organisasi dan wadah kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan dengan memanfaatkan semua sumber daya secara efisien dan efektif. Sebab dalam hidup dan kehidupan manusia, tidak hanya hidup dalam keluarga saja, melainkan juga pada umur tertentu harus terlepas dari rumah untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman yang lebih luas di luar rumah, baik di sekolah maupun pada masyarakat umumnya.

Menurut Hamalik (2001:117) bahwa : “faktor sekolah mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah”.

3)      Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan eksteren yang juga berpengaruh terhadap siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yang mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keluarga, sekolah dan masyarakat sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk itu dalam pencapaian hasil yang maksimal, maka diperlukan kerjasama yang baik dari subyek pendidikan tersebut, agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berlangsung secara positif.

 

 

  1. Pengertian Komunikasi


Secara etimologis, istilah komunikasi dalam Kamus Inggris Indonesia (John M. Echlos : 1996 : 131) ditemukan kata “communication, yang berarti hubungan, komunikasi, pemberitahuan, pengumuman, dan sebagainya”.

Menurut Sendjaja (1993 : 24), komunikasi adalah : “suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan pengelolaan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan atau dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu”.

Komunikasi menurut Mullyono (1988 : 43) adalah : “pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi bila didukung oleh sumber atau komunikasi pesan, saluran atau media, penerima atau komunikan, dan efek.

 

 

BAB III


PENUTUP


Demikian makalah ini kami buat sebagai tugas dari dosen pengampu mata kuliah Interaksi Belajar Mengajar dan agar dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka penulis mengharap saran,kritik dan masukan yang membangun agar dalam penyusunan makalah yang selanjutnya dapat lebih baik.

 

 Description: Perbedaan Antara Pendidikan Dan Pengajaran Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Perbedaan Antara Pendidikan Dan Pengajaran


Shares News - 00.16
Read More Add your Comment 0 komentar